Aksara Tanpa Kata
Aksara Tanpa Kata
Seperti angin perlahan hilang dalam sapa hujan
Tak sempat memeluk Gairah segar bunga ungu
Dalam sepi yang menggigit luruh hati sempit
Tak lagi terdengar dawai asmara dalam pangkuan jiwa
Aku tercecer dilorong waktu
Dalam rindu yang terus mengalir deras
Serupa bayang, tak pernah tergapai
Serupa mimpi, selalu tersembunyi
Seperti mata sang pendaki
Meninggalkan kisah air mata sunyi
Pada rapuh jiwa, aku rindu syahdu suaramu
Dan aku mulai takut, akan kehilanganmu
Serupa embun terperangkap daunan kering
Kau menghilang tanpa jejak kau beri
Jika rindumu tak lagi jadi milikku
Berikan aku waktu bertahan
Karena aku cemburu pada awan
Yang sering kali kau pandang
Hanya syair dan wajahmu yang masih bisa aku reka
Lalu kutuliskan pada butiran hujan yang datang.
***
Puisi pada penggalan cerbung Erlangga
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Puisinya indah sekali bunda, curahan hati yg plg dalam
Makaish banyak bunda apresiasi nya
Puisi yg menarik..Balutan diksi yg menggambarkan jiwa yg sedang kasmaran
Makasih banyak bunda apresiasinya
Puisinya pun keren ibu yg satu ini, sukses dan sehat selalu, aamiin
Aamiin YRA makasih pak
ibarat matahari sinarnya pada rembulan, kenapa cemburu pada awan ?..karena sinarnya yg ungukah ? he..he.., salam
Pak Eko puitis juga kayak Kahlil Gibran hehehe... Makasih pak rawuh nya
Kereeen...diksinya ok bgt
Makasih bunda apresiasinya
Aku tercecer di lorong waktu... Keren banget
Rindu yang tak ada titik temu ...makasih bunda selalu memberi semangat
Saluut buay semangatnya bunda satu ini puisinya keren banget,sangat dalamSerasa nyata bacanya.
Ahai siapa dulu inspiratornya Editor nya hehe
Jika rindu tak lagi milikku, beri aku waktu...keren
Kulipat rinduk sampai muncul sms mu heheheMakaish ma
Wow, luar biasa diksinya. Puisi yang bagus
Makasih banyak pak apresiasinya
Puisi yg indah.Keren bund.
Makasih bunda apresiasi nya
puisi yang indah...salam literasi
Makasih bunda apresiasinya