nikmatul khoiroh

Guru TIK yang diberi amanah tugas tambahan Kepala Sekolah di SMPN 3 Puger, Kab. Jember. Bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Guru biasa yang masih dan akan teru...

Selengkapnya
Navigasi Web
Aksara Tanpa Kata

Aksara Tanpa Kata

Aksara Tanpa Kata

Seperti angin perlahan hilang dalam sapa hujan

Tak sempat memeluk Gairah segar bunga ungu

Dalam sepi yang menggigit luruh hati sempit

Tak lagi terdengar dawai asmara dalam pangkuan jiwa

Aku tercecer dilorong waktu

Dalam rindu yang terus mengalir deras

Serupa bayang, tak pernah tergapai

Serupa mimpi, selalu tersembunyi

Seperti mata sang pendaki

Meninggalkan kisah air mata sunyi

Pada rapuh jiwa, aku rindu syahdu suaramu

Dan aku mulai takut, akan kehilanganmu

Serupa embun terperangkap daunan kering

Kau menghilang tanpa jejak kau beri

Jika rindumu tak lagi jadi milikku

Berikan aku waktu bertahan

Karena aku cemburu pada awan

Yang sering kali kau pandang

Hanya syair dan wajahmu yang masih bisa aku reka

Lalu kutuliskan pada butiran hujan yang datang.

***

Puisi pada penggalan cerbung Erlangga

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Puisinya indah sekali bunda, curahan hati yg plg dalam

06 Apr
Balas

Makaish banyak bunda apresiasi nya

06 Apr

Puisi yg menarik..Balutan diksi yg menggambarkan jiwa yg sedang kasmaran

06 Apr
Balas

Makasih banyak bunda apresiasinya

06 Apr

Puisinya pun keren ibu yg satu ini, sukses dan sehat selalu, aamiin

06 Apr
Balas

Aamiin YRA makasih pak

06 Apr

ibarat matahari sinarnya pada rembulan, kenapa cemburu pada awan ?..karena sinarnya yg ungukah ? he..he.., salam

06 Apr
Balas

Pak Eko puitis juga kayak Kahlil Gibran hehehe... Makasih pak rawuh nya

06 Apr

Kereeen...diksinya ok bgt

06 Apr
Balas

Makasih bunda apresiasinya

06 Apr

Aku tercecer di lorong waktu... Keren banget

06 Apr
Balas

Rindu yang tak ada titik temu ...makasih bunda selalu memberi semangat

07 Apr

Saluut buay semangatnya bunda satu ini puisinya keren banget,sangat dalamSerasa nyata bacanya.

06 Apr
Balas

Ahai siapa dulu inspiratornya Editor nya hehe

06 Apr

Jika rindu tak lagi milikku, beri aku waktu...keren

06 Apr
Balas

Kulipat rinduk sampai muncul sms mu heheheMakaish ma

06 Apr

Wow, luar biasa diksinya. Puisi yang bagus

06 Apr
Balas

Makasih banyak pak apresiasinya

06 Apr

Puisi yg indah.Keren bund.

06 Apr
Balas

Makasih bunda apresiasi nya

06 Apr

puisi yang indah...salam literasi

06 Apr
Balas

Makasih bunda apresiasinya

06 Apr



search

New Post